Menakar Prospek IPO Dyandra Media


Headline

Jika tidak ada aral melintang, PT Dyandra Media International (DMI) bakal jadi emiten ketujuh yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) kuartal ini. Bagaimana prospeknya?
Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities mengatakan, satu lagi calon emiten yang memberanikan diri melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada kuartal I 2013. “Bila sesuai dengan jadwal, PT Dyandra Media International (DMI) merupakan emiten ketujuh yang akan melantai di BEI kuartal ini,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, akhir pekan lalu.
Dyandra menawaran saham perdana di kisaran Rp315–415 per saham. Jika diperhitungkan, kata Reza, dengan total penawaran 1,28 miliar saham baru atau 30% dari modal disetor setelah penawaran saham perdana, Dyandra berpotensi meraih maksimal dana sebesar Rp532,030 miliar.
Dalam keterangan perusahaan, DMI merupakan perusahaan induk yang mengelola berbagai bidang usaha Dyandra grup sebagai penyedia solusi kegiatan acara terintegrasi terkemuka di Indonesia atau lebih dikenal dengan sebutan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition). “Usaha yang dilakukan oleh DMI merupakan bisnis yang unik bila dibandingkan dengan emiten-emiten di BEI,” ujarnya.
Menurut dia, bisnis Event Organizer (EO) yang merupakan bagian dari MICE memang banyak dilakukan di tengah masyarakat. “Namun, belum banyak yang dilakukan dalam skala besar seperti DMI,” timpal dia.
Untuk lebih mengembangkan bisnisnya, DMI melakukan penawaran saham perdana (IPO) ke public dan telah memulai masa bookbuilding IPO sejak 19 Februari 2013 dan akan berakhir pada tanggal 5 Maret 2013.
Periode book building 26 Februari hingga 1 Maret 2013; perkiraan tanggal efektif 13 Maret 2013; perkiraan tanggal penawaran 15,18, dan 19 Maret 2013; perkiraan tanggal penjatahan 21 Maret 2013; perkiraan tanggal distribusi 22 Maret 2013; perkiraan tanggal pengembalian 22 Maret 2013; dan perkiraan pencatatan saham di BEI 25 Maret 2013.
Total saham yang ditawarkan sebanyak 1,28 miliar saham baru atau 30% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran saham perdana. “Kami asumsikan, jika berhasil dilepas pada harga maksimal Rp415, DMI berpotensi meraih maksimal Rp532,030 miliar,” kata Reza.
Bertindak sebagai penjamin emisi ialah PT Mandiri Sekuritas dan PT OSK Nusadana Securities Indonesia. Dari dana IPO yang diraih, DMI akan mengalokasikan dana tersebut sebesar 67% digunakan untuk pengembangan usaha dalam bentuk peningkatan penyertaan modal pada entitas anak, 24% untuk pelunasan utang, dan 9% untuk modal kerja.
Saat ini, DMI sedang fokus mengembangkan 2 bisnis utama, yakni gedung konvensi dan perhotelan dengan melakukan perluasan pada Bali Nusa Dua Convention Center seluas 25 ribu m2, Indonesia International Expo di di Bumi Serpong Damai, Tangerang, dan Makassar International Convention Center di Tanjung Bunga Makasar, Sulawesi Selatan. “Pembangunan tersebut menyerap anggaran sejumlah Rp300 miliar yang sebagian besar akan diambil dari dana IPO,” ungkap dia.
Menurut Reza, dengan mengasumsikan besarnya minat pelaku pasar di luar dan minat pelaku pasar di dalam negeri terhadap IPO saham DMI, dia memperkirakan, minimal seharusnya DMI dapat mengalami oversubscribes 4 kali dari rentang 4 hingga 6 kali.
Sementara itu, bila dibandingkan dengan PER DMI yang berdasarkan perkiraan kinerja 2012, menghasilkan Price to Earnings Ratio (PER) 74,98 kali. Bila langsung dimasukkan dalam daftar, DMI berada di bawah VIVA yang memiliki PER 76,23 kali.
Lebih jauh Reza menjelaskan, bila dibandingkan dengan PER rata-rata industri perdagangan, PER DMI juga masih lebih rendah. Sebab, PER rata-rata industri perdagangan sebesar 78,32 kali, dengan tidak memasukkan PER dari emiten-emiten yang bernilai negatif seperti PT Sugih Energy (SUGI) di level -210,23 kali, PT Centrin Online (CENT) di posisi -110,53 kali, PT Hotel Mandarine Regency (HOME) -46,27 kali, dan lain-lain.
Tentunya untuk DMI, Reza menilai, PER ini akan dengan sendirinya mengalami penurunan meski masih dalam tahap wajar bila DMI dapat meningkatkan laba bersihnya di tahun-tahun mendatang. “Asalkan, dengan asumsi tidak adanya perubahan jumlah saham beredar,” ungkap dia.
Reza menegaskan, seiring keunikan bisnis yang dimiliki DMI, dirinya tidak membandingkan calon emiten pendatang baru ini dengan emiten lainnya. “Sebab, belum ada emiten lainnya di BEI yang memiliki bisnis usaha seperti yang dimiliki oleh DMI,” timpal dia.
Meskipun, kata dia, DMI memiliki bisnis usaha hotel. Dia juga tidak membandingkan kinerjanya dengan emiten perhotelan.
Reza mengharapkan, dengan target pelepasan saham di harga Rp350 tercapai, harga berikutnya dapat mencapai target resistance 410-420. “Angka ini merupakan batas maksimal penawaran harga perdana DMI yang berada dalam kisaran Rp315-415,” ucap dia.
Akan lebih baik lagi, tegas dia, jika DMI dapat dilepas pada harga maksimal di level Rp415 sehingga DMI dapat memperoleh Rp532,030 miliar. Dana ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan yang memang sudah direncanakan. “Bila harga Rp415 dapat tercapai maka target berikutnya ialah di level Rp450–500,” 

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons