Laju IHSG pekan ini diprediksi masih berpeluang untuk menanjak. Tapi, indeks juga rentan balik arah melemah jika sentimen berubah negatif. Tiga belas saham jadi pilihan pekan ini.
IHSG pekan lalu telah mengalami pelemahan 14,92 poin (0,30%). Penurunan ini berbanding terbalik dengan kenaikan pekan sebelumnya sebesar 217,83 poin (4,61%). Indeks utama hanya indeks DBX yang mampu menghijau dengan kenaikan 1,44%.
Sementara indeks utama lainnya terpuruk dengan pelemahan terdalam indeks IDX30 (0,95%). Begitu juga dengan indeks saham unggulan LQ45 yang turun 0,74%, JII 0,57%, dan lainnya. Pergerakan variatif juga dialami indeks sektoral di mana hanya 4 sektor yang menguat antara lain, pertambangan menguat 2,28%, konsumer 2,17%, perdagangan 1,07%, dan industri dasar 0,48%. Selebihnya, indeks sektoral melemah.
Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities memperkirakan, dalam sepekan ke depan IHSG akan berada pada rentang support 4.689-4.815 dan resistance 4.960-4.983. “IHSG membentuk pola seperti gravestone doji di bawah upper bollinger bands,” katanya kepadaINILAH.COM, di Jakarta, akhir pekan lalu.
Menurut dia, Moving Average Convergence-Divergence (MACD) mulai terbatas kenaikannya dengan histogram positif yang mendatar. The Relative Strength Index (RSI), William's %R, dan Stochastic sedikit mensinyalkan downreversal.
Reza menjelaskan, penutupan IHSG yang berada di kisaran support dan resistance 4.815-4.960, seperti berada pada simpang jalan. “IHSG dimungkinkan bergerak menguat jika sentimen yang ada memang cukup positif,” ujarnya.
Sebaliknya, bila sentimen cukup negatif, IHSG akan rentan berbalik arah. “Meski masih ada keinginan IHSG untuk tetap menguat namun, mulai terbatas. Apalagi kemungkinan orientasi pelaku pasar sudah berubah untuk jualan pascarilis laporan keuangan full year 2012,” papar dia.
Dia menegaskan, selama IHSG tidak mendekati gap di 4.786-4.798, diharapkan kalaupun terjadi pelemahan masih dalam tahap terbatas. “Cermati sektor perbankan, konsumer, properti, perdagangan, dan manufaktur,” ungkap Reza.
Reza juga menyarankan agar para pemodal mencermati data-data ekonomi yang akan rilis dalam sepekan ke depan. Beberapa data ekonomi yang akan menjadi perhatian sentimen antara lain, rilis retail sales, consumer confidence, dan cadangan devisa Indonesia;
Business confidence kuartalan New Zealand; Meeting Bank of Japan (BoJ), consumer confidence, & machinery orders Jepang; foreign exchange & unemployment rate Korea Selatan; inflation rate & trade balance China; investor confidence zona euro; trade balance & industrial production bulanan & tahunan Jerman; retail sales, industrial production, & manufactuirng production Inggris; business optimism index, meeting Federal Open Market Committee (FOMC), & initial jobless claims AS; dan lainnya.