Sebelas Saham untuk Pilihan Pekan Ini


Headline

Dalam sepekan ke depan, laju IHSG diprediksi variatif dan rentan downreversal jika ada sentimen negatif. Sebelas saham bisa jadi perhatian para pemodal. Apa saja?
IHSG selama sepekan mengalami penurunan 55,17 poin (1,13%) berbanding terbalik dari posisi akhir pekan sebelumnya yang masih dapat positif sebesar 1,31%. Penurunan kali ini, juga diikuti dengan memerahnya indeks utama lainnya kecuali DBX yang masih bisa positif 5,01 poin (0,75%).
Pelemahan dipimpin oleh indeks JII (2,97%) yang diikuti indeks IDX30 (1,97%). Begitu juga dengan indeks saham unggulan LQ45  yang yang turun 1,86%, ISSI 1,83%, dan lainnya yang turut memerah.
Sepanjang pekan terakhir, turunnya IHSG membawa pelemahan indeks sektoral. Antara lain, indeks aneka industri (6,83%) yang diikuti indeks manufaktur (2,42%), indeks infrastruktur (2,01%), dan lainnya. Tetapi, indeks industri dasar, perdagangan, dan keuangan masih dapat mencatatkan kenaikan masing-masing 1,80%, 0,59%, dan 0,18%.
Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities memperkirakan, dalam sepekan ke depan, IHSG berada pada rentang support 4.748-4.775 dan resistance 4.898-4.915. “IHSG masih membentuk pola seperti hanging man pada upper bollinger bands,” katanya kepadaINILAH.COM, di Jakarta, akhir pekan lalu.
Moving Average Convergence-Divergence (MACD) bergerak datar dengan histogram positif yang sedikit menurun. The Relative Strength Index (RSI), William's %R, dan Stochastic sedikit menjauh dari area overbought.
Target support dan resisten Reza pekan sebelumnya adalah support 4.735-4.828 dan resistance 4.901-4.926. “Tampaknya IHSG tidak mampu kembali menabrak target resistance kami dan malah berada di area target support kami,” tuturnya.
Hal itu masih sejalan dengan pandangan dia sebelumnya, ‘kembali kami mengingatkan jika nantinya target resistance tersebut gagal tercapai, perlu diwaspadai potensi downreversal’. “Untuk sepekan depan, laju IHSG diperkirakan masih akan variatif yang tentunya akan dipengaruhi oleh berbagai sentiment,” papar dia.
Dia menjelaskan, mengingat masih di sekitar area overbought, IHSG belum dapat terlepas dari kerentanan pergerakan downreversal jika ada sedikit saja sentimen negatif. “Untuk itu, perlu juga cermati kabar-kabar yang muncul, terutama dari rilis data ekonomi selain rilis laporan keuangan emiten,” ungkap Reza.
Dalam sepekan ke depan, beberapa data ekonomi yang akan menjadi sentimen di pasar antara lain, Westpac Consumer Survey New Zealand; Westpac Leading Index (MoM) & RBA Meeting Minutes Australia; CB Leading Index China; Rightmove House Price Index, CPI (MoM), Retail Price Index, Inflation Rate, Unemployment Rate, Retail Sales & Claimant Count Change Inggris;
Balance of Trade, Current Account, & Economic Sentiment Eropa; Consumer Confidence, Markit Manufacturing PMI, & Markit Services PMI Jerman; Industrial Production Italia; NAHB Housing Market Index, Building Permits, Housing Start, Fed Interest Rate, & Initial Jobless Claims AS; dan lainnya.
Dia menegaskan, semakin tinggi IHSG melaju, keingginan profit taking akan semakin besar dan peluang untuk terjun bebas makin terbuka lebar. “Itulah yang terjadi pada pekan kemarin sebelum IHSG mencoba untuk rebound di akhir pekan,” tegas dia.
Kembali dia mengingatkan para pemodal, untuk selalu mewaspadai adanya potensi pembalikan arah. “Untuk sektoral, diperkirakan sektor perdagangan, keuangan, industri dasar, serta konsumer yang kemungkinan masih akan menggerakkan IHSG,” imbuhnya.
Reza menyodorkan sebelas saham untuk menjadi perhatian para pemodal. Saham-saham tersebut adalah PT Waskita Karya (WSKT), PT Charoen Pokphand Indonesia (CPIN), PT Malindo Feedmill (MAIN), PT Lippo Karawaci (LPKR), PT Semen Indonesia (SMGR), PT Bank Mandiri (BMRI), PT Indofood Sukses Makmur (INDF), PT Bank Tabungan Pensiun Negara (BTPN), PT Wijaya Karya (WIKA), PT Media Nusantara Citra (MNCN), dan PT Arwana Citramulia (ARNA).

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons