Beli Saham Bagus di Harga Murah, Kenapa Tidak?

Headline

Dalam sepekan ke depan, IHSG diprediksi menguji level psikologis 5.000 sebelum mencapai support 4.950-4.900. Namun, pelaku pasar disarankan tak perlu panik. Mengapa?
Pengamat pasar modal Irwan Ariston Napitupulu melihat kemungkinan, IHSG melemah dan memecahkan level psikologis 5.000 dalam sepekan ke depan. Tapi, apakah bisa bertahan cukup lama di bawah 5.000, menurut dia, sangat tergantung pada seberapa besar aksi bargain hunter.
Sebab, kata dia, IHSG memasuki fase profit taking. Bahkan, dia menegaskan, di atas 50%, indeks saham dokestik akan kembali coba menguji level psikologis 5.000. “Tapi, pasar tidak perlu panik dengan pelemahan ini. Ini justru jadi momentum untuk mendapatkan saham-saham di harga murah. Kalau bisa beli saham bagus di harga murah, kenapa tidak?” katanya kepada INILAH.COM.
Pada perdagangan Jumat (31/5/2013) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup melemah 61,02% (1,19%) ke posisi 5.068,628. Intraday terendah 5.068,628 dan tertinggi 5.149,338. Investor asing mencatatkan net sell hingga Rp621,7 miliar. Berikut ini wawancara lengkapnya:
Mengakhiri pekan lalu, IHSG melemah tajam dengan net sell investor asing Rp621,7 miliar. Apa yang terjadi?
Pelemahan IHSG dipicu oleh profit taking biasa. Sebab, secara grafik, indeks sudah naik signifikan dan belum mengalami profit taking dalam beberapa bulan. Indeks sudah naik cukup banyak dan belum kosolidasi. Jadi, biarkan saja IHSG turun.
Apakah penurunan IHSG sudah memasuki fase bearish?
Penurunan ini bukan untuk memasuki bearish. Sebab, tren IHSG secara grafik masih tetap bullish. Tapi, IHSG memang membutuhkan cooling down.
IHSG menyisakan kekhawatiran dari penurunan tajam tersebut?
Memang pelemahan ini memicu kekhawatiran pelemahan lanjutan setelah Nikkei sempat melemah tajam. Tapi, penurunan Nikkei juga karena memang kenaikan yang tajam juga sebelumnya. Secara grafik, berbagai bursa saham baik di AS maupun Eropa berada dalam fase profit taking. Jadi, saya rasa, banyak pelaku pasar yang sudah mendapatkan untung signifikan, lalu merealisasikan keuntungan. Akibatnya, indeks kita turun cukup signifikan.
Kalau begitu, bagaimana Anda melihat arah IHSG dalam sepekan ke depan?
Ada kemungkinan IHSG melemah dan menguji level psikologis 5.000 sehingga diketahui seberapa besar kekuatannya untuk bertahan. Kemungkinan, level 5.000 akan terpecahkan. Tapi, apakah bisa bertahan cukup lama di bawah 5.000, masih harus kita lihat tergantung seberapa besar aksi bargain hunter. Sebab, IHSG memasuki fase profit taking.
Di atas 50%, IHSG akan kembali coba menguji level psikologis 5.000. Tinggal dilihat apakah pada level tersebut terjadi kekuatan beli atau tidak. Hanya saja, jika melihat bursa saham global yang cooling down akibat profit taking, laju IHSG akan berat dari Senin (3/6/2013) hingga Rabu (5/6/2013).
Level support dan resistance-nya?
Dalam sepekan ke depan, support IHSG berada di level 4.900-4.950. Pada level-level ini kekuatan IHSG akan diuji. Syukur-syukur IHSG tidak mencapai level support ini. Kalau tidak sampai, IHSG berpotensi menguat lagi. Harus dilihat, apakah ada buying power antara kisaran level tersebut.
Sedangkan resistance indeks berada di level 5.230. Tapi, untuk hitungan sepekan resistance tersebut masih sangat jauh. Sebab, indeks berpeluang menguji support terlebih dahulu, 5.000, terus akan coba menguji 4.900-4.950 jika bursa saham global juga masih mengalami profit taking.
Apa saran Anda untuk para pelaku pasar?
Begini, kalau saya perhatikan, saham-saham yang banyak diterpa profit taking cenderung saham-saham berkapitalisasi besar (big caps). Saham-saham perbankan termasuk yang mendapat tekanan jual yang kuat setelah saham-saham sektor ini membawa IHSG ke atas 5.000.
Tapi, pasar tidak perlu panik dengan pelemahan ini. Ini justru jadi momentum untuk mendapatkan saham-saham di harga murah. Kalau bisa beli saham bagus di harga murah, kenapa tidak?
Profit taking juga melanda saham-saham pertambangan. Apalagi sektor ini masih sulit untuk bangkit. Saya perkirakan, saham-saham tambang baru akan mengalami penguatan pada semester II-2013 atau kuartal III-2013.
Anda mengatakan, pelemahan IHSG jadi momentum beli saham di harga murah.
Kalau saya perhatikan, indeks ini meski turun 1,19% di akhir pekan, tapi ada 158 saham yang naik, atau lebih banyak dari 147 saham yang turun. Karena itu, secara kasat mata bisa dilihat bahwa saham-saham second liner yang naik.
Saham-saham properti masih tetap menjadi incaran pelaku pasar. Sebab, mungkin mereka tidak bisa memainkan saham-saham pertambangan dan saham-saham bank berkapitalisasi besar juga sedang mengalami profit taking.
Karena itu, pelaku pasar mentransaksikan saham-saham sektor properti. Entrah itu fund manager atau spekulan, daripada rugi di saham-saham bank akibat profit taking, mereka beralih ke saham-saham properti. Saham-saham properti menguat tajam hingga kita tidak tahu di mana lagi resistance-nya, karena terus menembus level-level tertinggi barunya.
Saham-saham pilihan Anda dalam sepekan ke depan?
Saham-saham pilihan jatuh pada saham-saham properti, second liner, dan saham-saham grup terutama grup Lippo dan grup MNC. Grup Lippo sudah bermain cukup lumayan dalam sepekan terakhir. Kemungkinan saham-saham tersebut diserbu ramai-ramai sehingga naik.
Spesifik saham pilihan Anda?
Yang jelas saham-saham di Lippo Group seperti PT Matahari Putra Prima (MPPA), PT Lippo Karawaci (LPKR) dan PT Multipolar Corporation (MLPL) sangat menarik. Begitu juga dengan saham-saham di grup MNC seperti PT Media Nusantara Citra (MNCN) yang secara grafik menjanjikan karena kapitalisasi dan nilai transaksinya pun besar. PT Global Mediacom (BMTR) menarik juga.
Di sektor properti?
PT Modern Land Realty (MDLN), PT Bumi Serpong Damai (BSDE). Pelaku pasar melihat saham properti naik dan mereka borong sehingga tidak tahu lagi batas-batas resistance-nya. Di sektor consumer goods, PT Indofood CPB Sukses Makmur (ICBP). Di sektor infrastruktur jalan tol, PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) juga menarik setelah kenaikan 15,85% dengan nilai transaksi Rp91,7 miliar. Persoalannya, CMNP sudah mendekati level tertingginya sehingga pelaku pasar patut waspada.
Untuk saham-saham lapis dua?
PT Hanson International (MYRX) yang akhir pekan lalu naik 12,50% dengan nilai transaksi Rp63,5 miliar. Begitu juga dengan PT Sugih Energy (SUGI) yang naik 9,30% senilai Rp60,6 miliar. SUGI salah satu saham yang bisa dilirik karena termasuk saham migas yang saat ini secara grafik cukup menarik. Saham PT Arwana Citramulia (ARNA) juga cukup menarik setelah kenaikan 7,94% dan nilai transaksi Rp 71,94 miliar.
Saham-saham second liner yang menarik dilihat dari pergerakannya naik meski volume transaksinya tidak besar adalah PT Pembangunan Jaya Ancol (PJAA) hingga mengalami auto reject setelah naik 24,65% dengan nilai transaksi Rp6,1 miliar. Saya tidak tahu ada aksi korporasi apa sehingga naik signifikan dalam sepekan terkahir. PT Langgeng Makmur Industri (LMPI) juga mengalami auto reject dengan kenaikan 25% senilai Rp7,7 miliar. Saham-saham itulah yang kelihatnnya menjadi favorit pasar.
Bagaimana strategi trading pada saham-saham tersebut?
Saya rekomendasikan hit and run pada saham-saham tersebut. Main pendek saja. 1,2,3 hari langsung keluar. Sebab, saham jagoan hari ini, besok atau lusa sudah tidak jadi jagoan lagi. Jadi, dalam kondisi IHSG yang cenderung melemah, saya lebih menyarankan untuk bermain hit and run pada saham-saham yang naik signifikan tadi bagi trader (investor jangka pendek).
Bagi trader, masuk saja saham-saham yang mengalami keramaian di sana. Hit and run, kita beli saham tapi kita cepat jual—entah itu satu hari, dua hari, jual di hari yang sama, atau jual keesokan harinya. Itu tidak masalah. Untung 1%, 2%, 3% langsung jual, dalam kondisi IHSG saat ini yang konsolidasi, bisa ditolelir.
Bagaimana dengan investor jangka panjang?
Sedangkan bagi investor (jangka panjang) jangan dulu masuk, tunggu saja hingga saham-saham terdiskon cukup lumayan.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons