IHSG Seperti Anak Tangga Turun

Pola pergerakan IHSG dinilai seperti anak tangga yang turun. Jika tidak ada perubahan tren, IHSG akan terus melemah menguji level 4.000 sepekan ke depan.
Mmenurut pengamat pasar modal Irwan Ariston Napitupulu, jika level 4.000 tidak kuat, indeks akan menguju bottom sebelumnya di 3.800. Dari pola grafiknya, indeks menguat sebentar lalu turun lebih besar. Inilah yang perlu diwaspada para pemodal. Sebab, kenaikan terakhir menuju 4.275 itu dari level terendah sebelumnya 4.161.
Jumat (13/12/2013), terendahnya di 4.163. Sekarang, indeks sudah berada di bawah level terendah 4.161. “Karena indeks tidak mengalami pembalikan arah melewati level tertinggi sebelumnya 4.275 dan justru support 4.161 terpecahkan, bukan tidak mungkin indeks terus turun ke bawah dengan pola seperti anak tangga yang turun. Naik sedikit, turun banyak,” katanya kepada INILAH.COM.
Pada perdagangan Senin (16/12/2013), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 48,87 poin (1,17%) ke posisi 4.125,956. Intrday terendah 4.109,309 dan intradaytertinggi 4.160,519.
Volume perdagangan dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan net selldengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan net buy. Berikut ini wawancara lengkapnya:
Mengawali pekan, IHSG melemah 1,17%. Apa yang terjadi?
Pelemahan IHSG, ada sumbangan dari respons pasar atas Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan BI rate di level 7,5%. Kebijakan ini berujung pada pelemahan rupiah ke atas 12.000 per dolar AS. Kemungkinan, pasar melihat sejauh ini BI atau mungkin pemerintah merasa aman-aman saja dengan pelemahan rupiah. Dengan kondisi itu, otomatis terjadi tekanan jual di pasar ekuitas. Selain itu, dari grafiknya, IHSG memang bearish.
Bisa dielaborasi soal bearish tersebut?
Dari sisi tren hariannya, indeks masih bearish. Tapi, tren itu tidak selalu akan bearish. Bisa saja, jika naik, tren bearish tersebut berubah menjadi bullish. Kalau saya melihat, penurunan yang terjadi sejak Oktober 2013 dari puncaknya 4.600, indeks turun pelan-pelan hingga saat ini. Kurang lebih sudah dua bulan.
Lalu, dari sisi weekly chart-nya, saat ini indeks belum menunjukkan adanya pembalikan arah. Tren masih ke bawah. Bottom terakhir di sekitar 3.837. Jika tidak ada perubahan tren yang berarti dalam sepekan ke depan, IHSG akan terus melemah menguji level 4.000-nya. Jika level ini tidak kuat, indeks akan menguju bottom sebelumnya di 3.800-an itu.
Dari pola grafiknya, indeks menguat sebentar lalu turun lebih besar. Naik sebentar, turun lagi lebih jauh ke bawah. Inilah yang perlu diwaspada para pemodal. Sebab, kenaikan terakhir menuju 4.275 itu dari level terendah sebelumnya 4.161. Jumat (13/12/2013), terendahnya di 4.163. Jadi, akhir pekan lalu, indeks sudah dekat level terendah sebelumnya meskipun ditutup di 4.174,83.
Sekarang, indeks sudah berada di bawah level terendah 4.161.
Karena indeks tidak mengalami pembalikan arah melewati level tertinggi sebelumnya 4.275 dan justru support 4.161 terpecahkan, bukan tidak mungkin indeks terus turun ke bawah dengan pola seperti anak tangga yang turun. Naik sedikit, turun banyak. Karena itu, 4.275 menjadi resistance IHSG sepekan ke depan. Level 4.275 merupakan harapan pembalikan arah IHSG. Tanpa penembusan level tersebut, pasar tidak bisa berharap telalu banyak. Indeks akan terus turun, karena 4.161 sudah bisa ditembus.
Lantas, di level berapa target IHSG di akhir 2013?
Berdasarkan tren, target IHSG akhir tahun di bawah 4.300 tapi di atas 4.000 jika indeks tidak sanggup memecahkan 4.275. Jika indeks bisa menembus 4.275, apalagi 4.300 terlewati, itu jadi harapan yang cukup bagus. Jika indeks bisa tutup di atas 4.300, ada harapan indeks 4.400-4.500 akhir 2013, karena waktunya sudah pendek.
Apa tanggapan Anda soal tapering off dari Bank Sentral AS, The Fed yang melangsungkan rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada 17-18 Desember 2013?
Soal tapering Fed, saya melihat belum akan ada tapering off pada Desember ini. Sebab, Januari 2014 merupakan pergantian gubernur The Fed dari Ben Bernanke ke Janet L Yellen. Saat hearing di DPR AS, dia memberikan sinyal akan melanjutkan program stimulusnya. Belum akan akan ada tapering off hingga benar-benar ekonomi AS on track, pulih.
Memang, sekarang data ekonomi AS membaik. Tapi, The Fed lebih memilih terlambat tapering off daripada terlalu cepat tapering off yang justru merusak pemulihan ekonomi. The Fed butuh keyakinan dalam beberapa bulan untuk memastikan, ekonomi AS sudah on track.
Dalam kondisi ini, apa saran Anda untuk para pemodal di bursa saham?
Untuk trader jangka pendek, ikuti saja grafiknya. Sekarang, belum bullish, apa boleh buat, bersabar saja. Jika tidak mau berlibur dulu, ya ‘tek-tok’ saja dengan dana yang tidak full. Ini tergantung dari toleransi risiko masing-masing. Ya, mau main 10% dari total dana untuk iseng-iseng, silahkan, hingga IHSG benar-benar confirm bullish.
Atau, main agresif karena yakin dengan grafik saham, 25-30%, silahkan selama likuditas saham tersebut cukup menampung dana dia. Sebab, kalau dana masuk terlalu besar, tidak bleuchip akan terganggu keseimbangannya sehingga justru akan terjadi penurunan harga. Istilahnya, digencet Bandar. Harus hati-hati juga, jenis sahamnya seperti apa. Jangan asal masuk.
Misalnya, 30% dari portofolio, tapi 30%-nya itu nilainya sudah miliaran, masuk ke saham yang likuiditasnya sedang-sedang saja, pas masuk harganya langsung goyang dan jadi incaran para spekulan untuk cut loss. Itu sangat mungkin terjadi. Kecuali, jika masuk pada saham berfundamental bagus. Itu lain lagi ceritanya.
Bagaimana dengan invesor jangka panjang?
Bagi investor jangka panjang dengan horison tiga tahun, saat saham murah seperti sekarang merupakan momentum untuk masuk pasar. Terutama jika yakin ekonomi Indonesia masih bagus ke depannya dalam 1-3 tahun ke depan, yakin pemilu 2014 berjalan aman, terpilih presiden baru lebih baik lagi dan bisa membantu membaiknya prospek ekonomi Indonesia. Dengan semua keyakinan itu, otomatis, pelemahan indeks sekarang menjadi kesempatan untuk beli saham.
Investor kan tak perlu tahu level dasar IHSG dan saham di berapa, apakah trennya masih turun atau tidak. Yang penting valuasinya sudah murah. Bagi saya, saham-saham perbankan, terus terang sudah murah. Beberapa saham di sektor lain, valuasinya juga murah dengan memperhatikan pertumbuhan dan prospek usahanya.
Yang gampang pilih sekarang adalah saham bank. Sebab, bank merupakan central ekonomi Indonesia. Pertumbuhan labanya bagus dan berada di harga yang rendah. Tutup mata saja. Terutama untuk yang pelat merah yang ‘aman’ seperti PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank Mandiri (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (BBNI). Tiga favorit saham bank besar, meskipun bank-bank lain, banyak yang murah.
Dalam 1-3 tahun, saya yakin di atas 90%, harga saham-saham tersebut akan lebih tinggi dari harga sekarang dan return-nya di atas bunga deposito.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons