Sepekan Terakhir, Rupiah Terbenam 121 Poin

Dalam sepekan terakhir rupiah anjlok di atas satu persen seiring santernya ekspektasi tapering dari The Fed. Padahal, mata uang euro dan yuan China justru menguat terhadap dolar AS.
Berdasrkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), dalam sepekan terakhir rupiah melemah 121 poin (1,01%) ke posisi 12.081 pada 13 Desember 2013 dibandingkan akhir pekan sebelumnya, 6 Desember 2013 di level 11.960.
Reza Priyambada, kepala riset Trust Securities mengatakan, laju nilai tukar rupiah kembali melemah sepanjang sepekan kemarin. “Masih positifnya rilis data-data AS membuat laju dolar AS masih menunjukkan penguatan namun, dapat diimbangi oleh data-data China yang menguatkan nilai tukar Yuan-nya,”
China telah merilis kenaikan balance of trade pada akhir pekan sebelumnya dan diikuti oleh rilis stabilnya inflasinya di awal pekan kemarin. “Adanya rilis paket kebijakan ekonomi ke-2 yang mengatur barang-barang impor sedikit ditanggapi positif karena dipersepsikan akan menahan permintaan akan dolar AS dan akan membuat neraca perdagangan akan lebih baik,
Laju nilai tukar rupiah, kembali mengalami pelemahan seiring antisipasi pasar jelang Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI). “Meski di awal pekan kemarin, tidak ada rilis data-data AS namun, rilis positif data-data ketenagakerjaan sebelumnya telah membuat laju dolar AS terus bergerak naik dan berimbas pada pelemahan rupiah,
Di sisi lain, penguatan dolar AS sebenarnya terimbangi dengan penguatan poundsterling seiring dengan data tahunan manufacturing dan industrial production Inggris. “Begitupun dengan kenaikan Euro yang juga mengimbangi dolar seiring dengan kenaikan manufacturing production Perancis,
Sentimen jelang akhir tahun dari pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pekan depan yang dibarengi dengan sentimen kesepakatan anggaran AS yang akan dibahas kembali telah membuat dolar AS kembali perkasa. “Bahkan berhasil mengalahkan kenaikan Euro yang juga sedang naik seiring membaiknya perekonomian zona Euro,
Laju Rupiah masih melanjutkan pelemahannya, meskipun RDG BI telah memutuskan untuk mempertahankan level BI rate di 7,5%. “Dolar AS masih menjadi pilihan dengan tren kenaikan yang masih berlanjut seiring kian dekatnya pembahasan anggaran dan tappering off,” ungkap dia.
Di sisi lain, laju euro juga dapat menguat seiring perkiraan industrial production zona Euro yang akan menunjukkan kenaikannya. Begitu pun dengan laju poundsterling seiring ekspektasi BoE yang disampaikan Gubernur BoE, George Osborne, bahwa perekonomian Inggris 2013 berpotensi ekspansi 1,4% di atas perkiraan sebelumnya di 0,6%

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons